Rabu, 10 Februari 2010

Mengemban Dosa......!!!

Tetesan embun nan bening
Menghias pagi yang hening
Kicauan burung nan indah
Menghibur hati yang gelisah

Gelisah karena dosa
Yang membuat hati semakin tersiksa
Membuat mata seakan buta
Membuat lidah tak mampu bicara

Ku sadar....
Dosa ini terlalu besar
Tapi ku juga sadar
Ampunan Robbku jauh lebih besar
Bagi mereka yang mau bertaubat
Kembali ke jalan yang benar

Cinta Yang Tak Pasti

mungkin aku terlalu bodoh untuk mengerti
mungkin aku tak sengaja jg menyakiti
andai aku tau isi hatimu
andai kesempatan itu datang lagi padaku

sekarang mustahil bagiku
bahkan menyentuh bayangmu, aku tak mampu
sekarang aku terpuruk dalam jurang sesalku
dan cinta ni jadi sesak dalam dadaku
aku tau cinta ini sudah tak laku

tapi biarkan cinta ini aku miliki
biarkan cinta ni menjadi bebanku
aku tak peduli
meski menghambat jalanku
aku tau mencintaimu adalah tak pasti

A True Friend

A true friend never walks away

A true friend will always stay

A true friend looks out for you

A true friend will guard your secrets

Like a precious gift

A true friend is there for you

To give you helpful lift

A true friend tries to make you smile

Tries to replace that frown

They may not always succeed

But they rarely let you down

These arms for you are open

This heart for you does care

And when I think you need me

I’ll try to always be there

I’ll listen to your fears

I promise not to laugh

Comfort your falling tears

I’ll make this friendship last

I’ll keep you near to my heart
I’ll always hold your dear

Even when we’re miles apart

Even when you are here

I hope I am to you

Everything you are to me

For the friendship we have is a special one indeed

Selasa, 09 Februari 2010

Akhir Dari Penantian

Ini awal cerita pendek tentang Adrian. Adrian adalah seorang siswa smp kelas 3 di padang. Awalnya Adrian tak mengerti apa-apa tentang cinta. Tapi, semua itu berubah semenjak dia mengenal Adya. Gadis yang sekelas dengannya waktu itu. Adrian mulai merasakan persaan-perasaan aneh itu pada awal dia baru duduk di kelas 3 smp.
Karena dia merasa perasaan yang aneh terhadap Adya, dia mulai mendekati Adya. Siapa tahu kalau ternyata Adya juga diam-diam memendam rasa kepada Adrian. Adrian mulai mengungkapkan perasaannya kepada Adya ketika mereka sedang belajar bareng di taman sekolah. Akhirnya cinta Adrian diterima oleh Adya kerna pada saati itu mereka sama-sama suka. Itulah awal dari cinta Adrian....
Tapi ssemua itu tak berjalan mulus, Adrian sangat terkejut pada saat Adya tiba-tiba memutuskan Adrian tanpa alasan yang jelas. Adrian sangat bingung, apa yang membuat Adya memutuskannya.... Lalu Adrian mulai menyelidiki itu semua. Betapa terkejutnya Adrian ketika dia tahu kalau ternyata Adya menyelingkuhinya dengan laki-laki lain. Adrian mencoba untuk menemui Adya dan bertanya baik-baik apa alasan Adya menduakan Adrian. Tetapi Adya tak menjawab apa-apa dan malah pergi tanpa menjawab dengan alasan yang jelas....Meskipun Adya telah berbuat seperti itu kepadanya Adrian tetap percaya bahwa Adya mempunyai alasan yang jelas atas hal yang dilakukannya itu...
Setelah lulus smp orang tua Adrian berniat untuk pindah ke Jakarta karena urusan kerja. Adrian awalnya tidak setuju untuk pergi bersekolah ke Jakarta, tetapi apa daya Adrian tetap harus pergi. Setelah tamat sma Adrian meminta izin kepada orang tuanya untuk lliburan ke Padang untuk sementara. Padahal sebenarnya tujuan Adrian balik ke Padang adalah untuk bertemu dengan Adya. Dia masih berharap Adya dapat memberinya alasan yang jelas kepadanya tentang kejadian yang lalu.... Ketika di tiba di Padang dia pergi ke reunian teman-teman smpnya. Dia berharap padda reunian itu Adya akan hadir. Tetapi semua harapan itu tak berarti apa-apa. Adya tidak menghadiri reunian itu.... Adrian sangat kecewa. lalu Adrian bertanya kepada teman dekat Adya semasa mereka sp dulu. Riri berkata "Jadi kamu gak tahu kabar tentang Adya, Yan?" Riri berbicara dengan nada seolah terkejut kepada Adrian. Adrian membalas kata-kata Riri dengan penasaran "Emangnya Adya kenapa, Ri?". "Adya besok bakal melakukan resepsi pernikahannya, mana bisa tuh anak pergi sekarang, dia kan musti nyiapin buat pernikahannya". Adrian sangat terkejut setelah mendengar informasi dari Riri. Perasaannya seakan tak sanggup untuk menerima semua itu.
Pada saat reuni itu selesai Adrian meminta Adya unuk segera menemuinya disebuah taman. Adya mucul di taman itu, Adrian tampak melihat Adya dengan muka yang sedih lalu bertanya "Akhirnya kamu dateng. Terima kasih kamu udah mau menemui aku sekarang" Adya menjawab dengan perasaan bersalah "Adrian....aku minta maaf dulu aku udah ngelukain kamu. pada saat kita pacaran aku juga menyukai lelaki lain. aku bener-bener minta maaf ma kamu". Adrian menjawab dengan nada yang tenang "Udahlah....kamu gak perlu minta maaf. Sejak awak aku tidak pernah marah ma kamu, tapi aku selama 3 tahun ini terus mencintaimu....cuma kamu yang ada dihati aku. Tapi betapa bodoh aku. Aku nyimpan perasaan aku buat kamu dan relain waktu aku cuma buat kamu. Tapi kenapa semua penungguan aku slama itu harus berakhir seperti ini? Adya....aku cuma sayang sama kamu. tapi mungkin kata-kata aku itu sekarang udah gga berarti lagi buat kamu, karen besok kamu udah jadi milik orang lain. Aku cuma mau bilang, selamat atas pernikahan kamu. Berbahagiaah dengan lelaki dambaanmu itu." Adya mulai megeluarkan air mata setelah mendengar kata-kata Adrian itu, "Yan, maafin aku. Aku yakin kamu bisa ngelupain aku selamanya dan mendapat cinta yang lebih dari aku.". Setelah itu Adrian mulai memeluk dan mencium bibr Adya untuk yang terakhir kalinya. "Selamat tinggal Adya. Maafkan aku besok aku tidak bisa menghadiri acara pernikahan kamu. Karena besok pagi aku akan segera berangkat ke Australia untuk ngelanjutin sekolah aku. Selamt tinggal sayang....Semoga kamu bahagia" Itulah kata-kata terakhir yang diucapkan Adrian kepada Adya. Adrian mulai berbalik arah dan meninggalkan Adya....

Masa lalu tidak akan kembali, tetapi masa depan menunggu kita didepan. Jangan pernah terkunci dengan cinta dimasa lalu, karena selalu ada cinta lain menunggu kita dengan ketulusan dan keindahannya..

BY: DN

Untuk Sahabat

Ketika dunia terang, alangkah semakin indah jikalau ada sahabat disisi. Kala langit mendung, begitu tenangnya jika ada sahabat menemani. Saat semua terasa sepi, begitu senangnya jika ada sahabat disampingku. Sahabat. Sahabat. Dan sahabat. Ya, itulah kira-kira sedikit tentang diriku yang begitu merindukan kehadiran seorang sahabat. Aku memang seorang yang sangat fanatik pada persahabatan. Namun, sekian lama pengembaraanku mencari sahabat, tak jua ia kutemukan. Sampai sekarang, saat ku telah hampir lulus dari sekolahku. Sekolah berasrama, kupikir itu akan memudahkanku mencari sahabat. Tapi kenyataan dengan harapanku tak sejalan. Beragam orang disini belum juga bisa kujadikan sahabat. Tiga tahun berlalu, yang kudapat hanya kekecewaan dalam menjalin sebuah persahabatan. Memang tak ada yang abadi di dunia ini. Tapi paling tidak, kuharap dalam tiga tahun yang kuhabiskan di sekolahku ini, aku mendapatkan sahabat. Nyatanya, orang yang kuanggap sahabat, justru meninggalkanku kala ku membutuhkannya. “May, nelpon yuk. Wartel buka tuh,” ujar seorang teman yang hampir kuanggap sahabat, Riea pada ‘sahabat’ku yang lain saat kami di perpustakaan. “Yuk, yuk, yuk!” balas Maya, ‘sahabatku’. Tanpa mengajakku Kugaris bawahi, dia tak mengajakku. Langsung pergi dengan tanpa ada basa-basi sedikitpun. Padahal hari-hari kami di asrama sering dihabiskan bersama. Huh, apalagi yang bisa kulakukan. Aku melangkah keluar dari perpustakaan dengan menahan tangis begitu dasyat. Aku begitu lelah menghadapi kesendirianku yang tak kunjung membaik. Aku selalu merasa tak punya teman. “Vy, gue numpang ya, ke kasur lo,” ujarku pada seorang yang lagi-lagi kuanggap sahabat. Silvy membiarkanku berbaring di kasurnya. Aku menutup wajahku dengan bantal. Tangis yang selama ini kutahan akhirnya pecah juga. Tak lagi terbendung. Sesak di dadaku tak lagi tertahan. Mengapa mereka tak juga sadar aku butuh teman. Aku takut merasa sendiri. Sendiri dalam sepi begitu mengerikan. Apa kurangku sehingga orang yang kuanggap sahabat selalu pergi meninggalkanku. Aku tak bisa mengerti semua ini. Begitu banyak pengorbanan yang kulakukan untuk sahabat-sahabatku, tapi lagi-lagi mereka ‘menjauhiku’. “Faiy, lo kenapa sih ? kok nangis tiba-tiba,” tanya Silvy padaku begitu aku menyelesaikan tangisku. “Ngga papa, Vy,” aku mencoba tersenyum. Senyuman yang sungguh lirih jika kumaknai. “Faiy, tau nggak ? tadi gue ketemu loh sama dia,” ujar Silvy malu-malu. Dia pasti ingin bercerita tentang lelaki yang dia sukai. Aku tak begitu berharap banyak padanya untuk menjadi sahabatku. Kurasa semua sama. Tak ada yang setia. Kadang aku merasa hanya dimanfaatkan oleh ‘sahabat-sahabatku’ itu. Kala dibutuhkan, aku didekati. Begitu masalah mereka selesai, aku dicampakkan kembali. “Faiy, kenapa ya, Lara malah jadi jauh sama gue. Padahal gue deket banget sama dia. Dia yamg dulu paling ngerti gue. Sahabat gue,” Silvy curhat padaku tentang Lara yang begitu dekat dengannya, dulu. Sekarang ia lebih sering cerita padaku. Entah mengapa mereka jadi menjauh begitu. “Yah, Vy. Jangan merasa sendirian gitu dong,” balasku tersenyum. Aku menerawang,” Kalau lo sadar, Vy, Allah kan selalu bersama kita. Kita ngga pernah sendirian. Dia selalu menemani kita. Kalau kita masih merasa sendiri juga, berarti jelas kita ngga ingat Dia,” kata-kata itu begitu saja mengalir dari bibirku. Sesaat aku tersadar. Kata-kata itu juga tepat untukku. Oh, Allah, maafkanku selama ini melupakanmu. Padahal Dia selalu bersamaku. Tetapi aku masih sering merasa sendiri. Sedangkan Allah setia bersama kita sepanjang waktu. Bodohnya aku. Aku ngga pernah hidup sendiri. Ada Allah yang selalu menemaniku. Dan seharusnya aku sadar, dua malaikat bahkan selalu di sisiku. Tak pernah absen menjagaku. Kenapa selama ini aku tak menyadarinya? Dia akan selalu mendengarkan ‘curhatanku’. Dijamin aman. Malah mendapat solusi. Silvy tiba-tiba memelukku. “Sorry banget, Faiy. Seharusnya gue sadar. Selama ini tuh lo yang selalu nemenin gue, dengerin curhatan gue, ngga pernah bete sama gue. Dan lo bisa ngingetin gue ke Dia. Lo shabat gue. Kenapa gue baru sadar sekarang, saat kita sebentar lagi berpisah…” Silvy tak kuasa menahan tangisnya. Aku merasakan kehampaan sejenak. Air mataku juga ikut meledak. Akhirnya, setelah aku sadar bahwa aku ngga pernah sendiri dan ingat lagi padaNya, tak perlu aku yang mengatakan ‘ingin menjadi sahabat’ pada seseorang. Bahkan malah orang lain yang membutuhkan kita sebagai sahabatnya. Aku melepaskan pelukan kami. “ Makasih ya, Vy. Ngga papa koki kita pisah. Emang kalau pisah, persahabatan bakal putus. Kalau putus, itu bukan persahabatan,” kataku tersenyum. Menyeka sisa-sisa air mataku. Kami tersenyum bersama. Persahabatan yang indah, semoga persahabatan kami diridoi Allah. Sahabat itu, terkadang tak perlu kita cari. Dia yang akan menghampiri kita dengan sendirinya. Kita hanya perlu berbuat baik pada siapapun. Dan yang terpenting, jangan sampai kita melupakan Allah. Jangan merasa sepi. La takhof, wala tahzan, innallaha ma’ana..Dia tak pernah meninggalkan kita. Maka jangan pula tinggalkannya.

Persembahan 'Tuk Sahabat

Kala badai menghantam
menghitamkan langit duniaku
udara yang kuhirup terasa sesak
dan kaki tak sanggup lagi menapak
Namun hari ini…
Kau datang ucap do’a tulus
dan senyum pemberi semangat
meniupkan balon-balon asa pengusir kabut
menghalau mendung yang menutupi mentari
warna-warninya hiasi langit yang perlahan membiru
dan pagiku pun kembali berseri
Terimakasih Sahabat…..
Kulihat lagi pelangi di ujung cakrawala
bersamamu ku yakin kan ku gapai nya

Kemana Kesetiaanmu......?

Dimana arti sebuah kesetiaanmu
Janjimu yang pernah kau ucap dulu
Sungguh ku tak menyangka
Kau hianati diriku
Aku adalah orang yang benar-benar menyayangimu
Mencintaimu dengan sepenuh hatiku
Setelah kau tinggalkan ku sendiri
Yang bisa kulakukan hanyalah meratapinya
Tapi kini kusadar
Kau tak pantas untuk ku cintai
Kau begitu mengecewakanku
Begitu menyakitiku
Kan ku hapus semua kenangan kita

Hadir Mu.....

Hari berganti hari
Siang malam ku selalu ingat kamu
Sejak melihatmu
Hidupku begitu bahagia

Entah mengapa bayangan wajahmu
Begitu membuat diriku tak berdaya
Setiap kutatap matamu
Jantungku berdetak sangat cepat

Apa ini cinta?
Atau hanya perasaan sesaat saja?
Entahlah...
Ku tak dapat menjawabnya
Biarlah ini semua berjalan apa adanya